PERADABAN DI
LINGKARAN KEBIADABAN
Suatu
permulaan lahir dari kelompok manusia yang berpijak di tanah bekas penjajahan.
Peranan serta perilaku yang membobol kehormatan
Negara lewat sumpah dan janji ilusi, menikam peradaban hakiki yang di bentuk
dari gugusan pengorbanan sang pahlawan. Menelusuri setiap celah Keheningan
hentakan senjata, demi sepenggal nafas.
Perjalanan
waktu menjadikan sejarah semakin meredup dengan kehadiran para pencari
kedudukan, cita-cita seakan membeku di dalam keinginan nurani. Tangisan seorang
pecinta peradaban baru yang mandiri, seakan sirna di makan rayap tak bersayap, mendulang
emas peninggalan prasejarah hanya tertukar dengan setetes keringat dan pujian
kenistaan.
Disinilah, di
negriku tempatku di lahirkan dari keluarga sederhana.
Tangisan
pertama tiupan roh dari sang ilahi, menghiasi senyuman kebahagiaan di dalam
gubuk kecil, kotor dan lapuk di dalam Negara yang berlimpah harta.
Ketika itu, tidak
ada yang aku kenal, apa sebenarnya dunia ini ? dan apa yang terjadi di tanah
kelahiranku ? bahkan aku tidak merasakan kebahagiaan kedua orang tuaku ketika
melihatku bernafas menghirup udara segar bekas asap meriam kemerdekaan.
Namun
yang aku kenal adalah rasa haus akan setetes air susu sang ibu yang pernah aku
rasakan sewaktu berada di dalam rahim.
Waktupun
berkata ! Selamat atas kehadiranmu di permukaan dunia hijau yang berasal dari
kibaran api, dan akanku bawa engkau berjalan di badanku untuk melihat betapa
menyedihkanya Negara ini.
Waktu
memaksaku untuk tumbuh dewasa, semakin lama aku mulai mengerti dengan apa yang
aku lihat di tanah tempatku berpijak.
Kebiadabanpun
dimulai.
Perasaan
gundah, takut dan benci mulai tumbuh di dalam raga bagai benalu yang merengut
masa depan sebuah pohon. Dikala aku mulai melihat permainan kebiadaban di
lakukan oleh para penguasa sementara.
Kemanakah
adat istiadat negri ini pergi ?
Ternyata
adat istiadat itu di kubur dengan kenistaan yang menghalalkan berbagai cara
untuk mengisi kekosongan perut dan isi rumah, bahkan untuk kemaksiatan oleh
mereka sang dasi terbalik.
Aku bertanya
pada diriku sendiri, apakah ini akan berakhir ? ternyata tidak sampai disitu, semakin
aku di paksa oleh waktu untuk tetap berjalan di permukaan negri ini, semakin
itu pula aku merasa otak ini akan segera pecah dan kedua mata ini seakan harus
di lepaskan dari raga ini. Namun itu tuntutan waktu agar aku bisa melihat, dan
merasakan setiap celah dan gerak gerik kebiadaban yang di lakukan oleh mereka
yang berambisi bisa memeluk dunia ini.
Kebiadabanpun
di lanjutkan dengan pembodohan dan janji-janji ilusi yang keluar dari mulut yang
menjanjikan sepiring nasi basi untuk bisa bertahta dan berkuasa.
Semakin lama
semakin aku memahami betapa mengerikan zaman ini, dibandingkan dengan zaman
sebelumnya.
Otak ini
merekam dengan jelas perlakuan tak berprikemanusiaan, setiap sudut terdengar
jeritan orang-orang yang kelaparan, kedinginan karena tidak memiliki tempat
tinggal yang layak bahkan hidup hanya untuk menunggu mati tanpa merasakan kebahagiaan.
Seorang
wanita rela menjual kehormatannya demi sesuap nasi untuk dirinya dan
keluarganya, seseorang rela membunuh hanya untuk menerima bayaran, seseorang
rela merampok dan mencuri hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bahkan
seorang ibu rela di katakan Biadab karena membuang, menjual, dan membunuh anak
yang susah payah di kandungnya hanya karena tidak mampu menghidupi.
Apa yang
sebenarnya terjadi ?
dimanakah peradaban yang sesungguhnya yang nyata itu ?
Tidak ada satupun manusia yang mampu menjawabnya, hanya suara ejekan, hinaan, tudingan,
cacian yang selalu terdengar.
Apakah hanya aku yang Benci melihatnya ?
Apakah
hanya aku yang menagis merasakannya ? ataukah ada orang lain yang sama
sepertiku ?
Jikalau
kalian ada, aku berharap kita bisa mengembalikan harga diri Negara di
tengah-tengah peradaban, dan mengembalikan hak yang di rampas paksa oleh mereka
sang penguasa sementara.
Dunia dan
isinya yang di titipkan sang Maha Kuasa, kitalah yang menjaganya,dan
merawatnya. Dikala mata tertutup selamanya, nafas berhenti mengirup udara
dunia, setidaknya sedikit usaha dan kerja keras kita untuk mengembalikan
peradaban lewat gerakan dan kicauan kesederhanaan dan keikhlasan untuk menjaga
akan perintahNYA.
Semoga Negri
ini menjadi negri yang mandiri, penuh dengan kasih sayang dan bermasyarakat
yang senatiasa adil,dan berTUHAN.

Ciyye so boleh jadi penulis tpe kka :D
BalasHapusIts so excellent 🙋😄👍