Rabu, 14 Agustus 2013


PERADABAN DI LINGKARAN KEBIADABAN


Suatu permulaan lahir dari kelompok manusia yang berpijak di tanah bekas penjajahan.
Peranan  serta perilaku yang membobol kehormatan Negara lewat sumpah dan janji ilusi,  menikam peradaban hakiki yang di bentuk dari gugusan pengorbanan sang pahlawan. Menelusuri setiap celah Keheningan hentakan senjata, demi sepenggal nafas.

Perjalanan waktu menjadikan sejarah semakin meredup dengan kehadiran para pencari kedudukan, cita-cita seakan membeku di dalam keinginan nurani. Tangisan seorang pecinta peradaban baru yang mandiri, seakan sirna di makan rayap tak bersayap, mendulang emas peninggalan prasejarah hanya tertukar dengan setetes keringat dan pujian kenistaan.

Disinilah, di negriku tempatku di lahirkan dari keluarga sederhana.
Tangisan pertama tiupan roh dari sang ilahi, menghiasi senyuman kebahagiaan di dalam gubuk kecil, kotor dan lapuk di dalam Negara yang berlimpah harta.

Ketika itu, tidak ada yang aku kenal, apa sebenarnya dunia ini ? dan apa yang terjadi di tanah kelahiranku ? bahkan aku tidak merasakan kebahagiaan kedua orang tuaku ketika melihatku bernafas menghirup udara segar bekas asap meriam kemerdekaan.
Namun yang aku kenal adalah rasa haus akan setetes air susu sang ibu yang pernah aku rasakan sewaktu berada di dalam rahim.

Waktupun berkata ! Selamat atas kehadiranmu di permukaan dunia hijau yang berasal dari kibaran api, dan akanku bawa engkau berjalan di badanku untuk melihat betapa menyedihkanya Negara ini.
Waktu memaksaku untuk tumbuh dewasa, semakin lama aku mulai mengerti dengan apa yang aku lihat di tanah tempatku berpijak.

Kebiadabanpun dimulai.
Perasaan gundah, takut dan benci mulai tumbuh di dalam raga bagai benalu yang merengut masa depan sebuah pohon. Dikala aku mulai melihat permainan kebiadaban di lakukan oleh para penguasa sementara.

Kemanakah adat istiadat negri ini pergi ?
Ternyata adat istiadat itu di kubur dengan kenistaan yang menghalalkan berbagai cara untuk mengisi kekosongan perut dan isi rumah, bahkan untuk kemaksiatan oleh mereka sang dasi terbalik.

Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah ini akan berakhir ? ternyata tidak sampai disitu, semakin aku di paksa oleh waktu untuk tetap berjalan di permukaan negri ini, semakin itu pula aku merasa otak ini akan segera pecah dan kedua mata ini seakan harus di lepaskan dari raga ini. Namun itu tuntutan waktu agar aku bisa melihat, dan merasakan setiap celah dan gerak gerik kebiadaban yang di lakukan oleh mereka yang berambisi bisa memeluk dunia ini.

Kebiadabanpun di lanjutkan dengan pembodohan dan janji-janji ilusi yang keluar dari mulut yang menjanjikan sepiring nasi basi untuk bisa bertahta dan berkuasa.
Semakin lama semakin aku memahami betapa mengerikan zaman ini, dibandingkan dengan zaman sebelumnya.

Otak ini merekam dengan jelas perlakuan tak berprikemanusiaan, setiap sudut terdengar jeritan orang-orang yang kelaparan, kedinginan karena tidak memiliki tempat tinggal yang layak bahkan hidup hanya untuk menunggu mati tanpa merasakan kebahagiaan.
Seorang wanita rela menjual kehormatannya demi sesuap nasi untuk dirinya dan keluarganya, seseorang rela membunuh hanya untuk menerima bayaran, seseorang rela merampok dan mencuri hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bahkan seorang ibu rela di katakan Biadab karena membuang, menjual, dan membunuh anak yang susah payah di kandungnya hanya karena tidak mampu menghidupi.

Apa yang sebenarnya terjadi ?
dimanakah peradaban yang sesungguhnya yang nyata itu ?

Tidak ada satupun manusia yang mampu menjawabnya, hanya suara ejekan, hinaan, tudingan, cacian yang selalu terdengar.

Apakah hanya aku yang Benci melihatnya ?
Apakah hanya aku yang menagis merasakannya ? ataukah ada orang lain yang sama sepertiku ?
Jikalau kalian ada, aku berharap kita bisa mengembalikan harga diri Negara di tengah-tengah peradaban, dan mengembalikan hak yang di rampas paksa oleh mereka sang penguasa sementara.

Dunia dan isinya yang di titipkan sang Maha Kuasa, kitalah yang menjaganya,dan merawatnya. Dikala mata tertutup selamanya, nafas berhenti mengirup udara dunia, setidaknya sedikit usaha dan kerja keras kita untuk mengembalikan peradaban lewat gerakan dan kicauan kesederhanaan dan keikhlasan untuk menjaga akan perintahNYA.
Semoga Negri ini menjadi negri yang mandiri, penuh dengan kasih sayang dan bermasyarakat yang senatiasa adil,dan berTUHAN.



1 komentar:

  1. Ciyye so boleh jadi penulis tpe kka :D
    Its so excellent 🙋😄👍

    BalasHapus